Translate this blog

Home » » bioskop bogor jaman dulu

bioskop bogor jaman dulu

Written By bayihamka on Minggu, 25 Mei 2014 | 20.27

mungkin sekarang kita udah terbiasa dengan bioskop keren2 seperti yang ada di botani, ekalos atau BTM
yang ber ac..terus kursinya bagus..dan sound systemnya menggelegar kadang 3d ...
tapi taukah kamu bioskop bogor jaman dulu
seingat penulis ..dulu tuh ada bioskop semplak theatre tahun 80 an  masih inget nonton film superman .....terus nasional theatre yang sekarang jd kemuning gading...dimana penulis nonton unyil jaman dulu perasaan udah keren sama film gejolak kawula muda yang pemerannya chicha koeswoyo...
terus yang deket rumah ..ada bioskop president theatre yang sekarang udah ga beroperasi lagi ..disitu dulu ada berapa theatre..tp bangkunya suka ada tumbilanya ...dan murah banget bayarnya..
beda deh bioskop dulu dengan sekarang...sekarang presiden jadi tempat jualan pedagang sayur pasar..sedih ya
ada bioskop deket surken juga tp penulis ga ngalamin karena penulis baru ada di bogor tahun 80 an ....


Bagi orang yang sudah lama tinggal di Bogor atau menghabiskan masa kecil di Kota Hujan itu, Bogor masa kini sangat berbeda dengan masa lalu. Perubahan yang terjadi sudah sangat banyak.
Usman (40), seorang warga asli Bogor yang ditemui, sedang berjalan-jalan di Jalan Suryakencana, Minggu (27/4), bercerita tentang masa lalu Suryakencana saat masih menjadi pusat keramaian Kota Bogor. ”Tahun 1970-an, jalan ini menjadi tempat kencan anak muda. Ada tiga bioskop di sepanjang jalan ini,” kenangnya.
Bioskop pertama terletak di ujung Jalan Suryakencana, berseberangan dengan Kebun Raya Bogor. Namanya bioskop Bogor Theater atau biasa disingkat BT. ”Bioskop ini ditonton kalangan China dan pribumi. Dulu harga tiketnya cuma Rp 75, terus naik jadi Rp 300 pada tahun 1980-an,” ungkap Usman.
Di bagian tengah Jalan Suryakencana, di Jalan Ranggagading, terdapat Bioskop Ranggagading atau lebih dikenal dengan Bioskop City. Lalu di ujung selatan Suryakencana ada Bioskop Park atau lebih dikenal dengan sebutan Sukasari. Ini termasuk bioskop kelas elite karena era 1970-an itu harga tiketnya paling mahal, yakni Rp 250.
Sekarang, gedung-gedung bioskop itu tinggal sejarah. Bioskop Ranggagading sudah dirobohkan, tinggal menyisakan tembok depannya. Sementara BT sudah digusur dan berubah menjadi pusat pertokoan Plaza Bogor.
Jembatan Merah
Setelah kawasan Suryakencana, pusat keramaian Bogor lainnya adalah kawasan Jembatan Merah. Bintang film dan model Henidar Amroe (46) masih ingat betul bagaimana ia menghabiskan masa kecil di kawasan Jembatan Merah. ”Ada toko sepatu Sri Sura. Ada Toko Lowi yang jualan segala rupa, dari baju sampai mainan. Saya kalau beli boneka di situ,” kenang Henidar yang sejak lahir tinggal di Jalan Merdeka, Bogor, Jawa Barat, itu.
Henidar juga masih ingat sering diajak ibunya berbelanja ke Pasar Anyar dan Pasar Mawar, atau bermain bersama keluarga di Taman Topi. ”Belum ada mal atau supermarket. Lihat toko bertingkat saja udah heboh, he-he- he. Waktu itu yang punya toko kebanyakan orang Arab,” kenang Henidar.
Namun, semua itu kini sudah berubah. Jalanan di pusat kota yang dulunya hanya diisi delman dan bemo, kini penuh sesak dengan angkot. Pasar Mawar sudah digusur, Pasar Anyar dipindah. Dan beberapa makanan favorit Henidar kecil sudah makin jarang didapatkan.

”Dulu ada asinan Lowi yang pakai oncom hitam dan daun antanan, sekarang sudah enggak ada. Terus ada kue bandros, susah juga nyari-nya sekarang,” ungkapnya. (DHF/IAM)

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. majalah bogor tercinta - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger